Kita bersama selama tujuh tahun. Menjalin hubungan persahabatan yang bahkan
lebih berarti daripada hubungan sepasang kekasih sekalipun. Melewati duka, bahagia,
berdua. Kebersamaan kita, bagiku tak mungkin dapat tergantikan oleh apapun.
Kedekatan kita, kecocokan kita, tak akan pernah ada yang menyangka bahwa kita
akan berpisah dengan begitu mudahnya seperti ini, saling mengucapkan kata
selamat tinggal. Dan perpisahan ini seakan membuat semua kenangan yang telah
kita bangun sejak lama kini lenyap, hilang dan pergi begitu saja. Ingatanku menerawang
saat kita masih muda, saat kita tak sengaja bertemu dan aku bahkan tak ingat bagaimana
detailnya. Susah bagi kita untuk mengatur dan mengendalikan perubahan yang ada
pada diri kita. Mereka bilang kata “selamat tinggal” sangatlah menyakitkan.
Namun, aku bahkan tidak sempat untuk memikirkan hal itu. Keadaan yang
memaksanya seperti ini. Aku berfikir bahwa ini hanyalah bagian dari permainan
takdir, menuju sebuah kedewasaan. Mencoba berfikir positif dan tenang. Tapi tak
kusangka air mataku mengalir deras.
Waktu berlalu begitu saja, membawaku menuju pertambahan usia. Berbeda
dengan cara kerja otakku, hatiku merindukanmu, memikirkanmu. Awalnya sebagai
seorang teman, kemudian sebagai seorang kucinta. Aku bahkan tak tau sejak kapan
perasaan ini tumbuh dan berkembang.
Kita sepakat untuk tetap menjalin persahabatan, sebagai sahabat, walaupun
kita kini terpisah. Selama tiga tahun kemudian, kuhabiskan waktu sendirian.
Kadang kita masih saling menghubungi sekedar bertanya kabar, bercerita tentang
kehidupan sehari-hari, berkeluh kesah. Meskipun aku bertemu dengan teman baru,
meskipun aku bertemu dengan cinta baru, kapanpun aku merasa sedih kaulah yang
pertama kali aku hubungi. Tanpa sepatah katapun terucap, hanya air mata yang
menetes. Kadang aku berkata “kau harus menemukan orang yang baik untukmu”, walaupun
sebenarnya hatiku tak bermaksud untuk mengatakannya. Aku selalu dan masih
berfikir “mungkin kau juga mencintaiku”. Dan berharap itulah kenyataannya,
berharap suatu saat kau akan mengatakannya.
Aku tau. Kita mempunyai perasaan yang tulus. Entah apa. Namun kita
bersahabat, kita menyimpannya dalam-dalam ke dalam memori kita. Kadang, aku
merasakan sikap dingin darimu. Entah bagaimana. Namun kemudian aku sadar bahwa
aku tak bisa berbuat apapun.
“Aku akan segera menikah”, itu yang kau katakan padaku. Kemudian untuk beberapa saat aku tak bisa
berkata apapun. Kemudian aku menangis. Itulah kalimat terakhir yang kau ucapkan
padaku, walaupun sebenarnya kalimat yang hanya ingin aku dengar darimu adalah bahwa
kau mencintaiku.
ps. ini bukan curhat lhoh yaaa...
terinspirasi dari lagunya Kyuhyun yang udah aku modifikasi hihihi xD
No comments:
Post a Comment
Silahkan berkomentar :)