Berdasarkan
film People Oriented City: “Cycling Friendly Cities” mengenai keadaan
transportasi di Negara Denmark, Belanda, dan Belgia, saya dapat mengetahui
betapa besarnya perbedaannya dengan keadaan transportasi yang ada di Indonesia.
Dari film tersebut sangat terlihat bahwa di negara-negara tersebut, bersepeda
merupakan sebuah budaya yang sudah sangat melekat pada masyarakat. Di Denmark
misalnya, 33% masyarakat negara tersebut menggunakan sepeda sebagai alat
transportasi untuk aktivitas sehari-hari. Sedangkan di Belanda sebanyak 44% dan
di Belgia sebanyak 40%. Terbukti bahwa bersepeda merupakan suatu hal yang
membudaya di Negara-negara tersebut. Hal ini juga terlihat dengan adanya
puluhan bahkan ratusan sepeda diparkirkan di berbagai tempat umum seperti
sekolah, supermarket, perkantoran dan lain sebagainya. Budaya bersepeda tidak
hanya dilakukan oleh beberapa kalangan saja namun oleh semua kalangan dari
semua status sosial yang ada di negara-negara tersebut, dari rakyat kecil
hingga pejabat. Bersepeda bahkan sudah diajarkan sejak dini kepada anak-anak seperti
aturan-aturan di jalan dan rambu-rambu yang harus diperhatikan ketika bersepeda
di jalan. Menurut mereka, bersepeda merupakan sebuah kegiatan yang dapat
menyehatkan tubuh karena dapat berolahraga, ramah lingkungan karena tidak
menimbulkan polusi udara, murah karena tanpa bahan bakar, tidak menimbulkan
suara, efisien, tidak membutuhkan tempat yang luas dan juga dapat mempererat
hubungan dengan sesama karena seringnya bertemu dan berinteraksi selama
bersepeda. Di samping itu, pemerintah sangat mendukung masyarakat dengan adanya
budaya bersepeda tersebut dengan memfasilitasi pengguna sepeda dengan optimal.
Pemerintah menyediakan jalan khusus sepeda serta tempat parkir sepeda yang memadai. Pada jalur khusus sepeda, terdapat
rambu lalu lintas, lampu merah, dan terowongan. Bahkan, ada jembatan penyeberangan
dengan jalur khusus sepeda. Pemerintah memberikan kebijakan-kebijakan yang
sangat mendukung budaya bersepeda ini. Bahkan di Kolombia terdapat kebijakan
adanya hari bebas mobil dimana semua elemen masyarakat meninggalkan mobil dan
menggunakan sepeda atau transportasi umum seharian penuh. Sistem lalu lintas
yang tertata rapi membuat pengendara sepeda merasa aman. Hal ini membuat
masyarakat merasa sangat nyaman berada di tengah kota dengan suasana yang
bersih, menyenangkan dan penuh kedamaian.
Melihat suasana transportasi yang
ada di Negara Denmark, Belanda maupun Kolombia, miris rasanya mengetahui
keadaan system transportasi Indonesia yang jauh dari kenyamanan. Bukan budaya
bersepeda, namun yang ada adalah budaya macet dan polusi dimana-mana. Berdasarkan
studi JICA Transportation master Plan Study 2004, akibat kemacetan tersebut,
kerugian ekonomi diperkirakan mencapai total Rp. 5.8 trilliun / tahun, Biaya
operasional kendaraan menjadi Rp. 3,2 trilliun / tahun. Banyak permasalahan
mengenai system transportasi di Indonesia. Salah satu diantaranya adalah
banyaknya kendaraan umum. Jumlah kendaraan naik pesat dari hari ke hari, hal
ini tentu membuat jalanan semakin padat. Hal ini tentu akan menimbulkan semakin
bertambahnya kasus kecelakaan lalu lintas yang terjadi. Di samping itu juga
akan menimbulkan polusi udara yang semakin parah. Kemudian mengenai keadaan
jalan dan minimnya jalur di Indonesia juga merupakan salah satu penyebab
permasalahan system transportasi negara ini. Banyak ruas-ruas jalan di berbagai
wilayah di Indonesia yang tidak layak untuk dilewati seperti adanya jalan yang
berlubang ataupun aspal yang rusak. Banyak juga ditemui jalan-jalan sempit
ramai pengendara sehingga kembali akan menimbulkan bertambahnya kasus
kecelakaan lalu lintas. Di samping itu, birokrasi di negara ini tak kunjung
juga membaik. Beberapa jalur yang berhubungan dengan Lantas seperti SIM dan
lain-lain, semuanya bisa di sogok. Banyak masyarakat yang dalam pembuatan SIM menggunakan
jalur yang tidak sepatutnya yaitu dengan menyogok aparat, jadi walaupun tidak
begitu paham rambu dan tidak begitu lihai berkendara bisa mendapatkan SIM. Efeknya
banyak pengendara yang tidak mempedulikan rambu. Melihat kondisi seperti ini
pemerintah seharusnya membuat kebijakan yang tepat untuk memperbaiki sistem
transportasi di Indonesia. Pemerintah juga harus memperbaiki infrastruktur
serta fasilitas yang memadai dalam sistem transportasi di Indonesia misalnya
dalam hal jalan raya ataupun transportasi umum. Hal ini harus dilakukan dengan optimal
dan komitmen yang tinggi pada pemerintah dalam menanggulangi permasalahan dalam
bidang transportasi ini sehingga masyarakat Indonesia merasa nyaman walaupun
berada di tengan kota.
No comments:
Post a Comment
Silahkan berkomentar :)